Terima kasih
- rahmafachrunisa
- Aug 31, 2024
- 2 min read
Sosok kecil itu tiba-tiba mendekat dan memelukku sambil menggenggam play dough dan kelereng di tangannya. Ia hanya diam tanpa mengatakan apapun. Aku segera memeluknya dan mengelus punggungnya, “Terima kasih, ya.”
Ia kemudian pergi masuk ke dalam ruang tengah rumahnya. Saat ia berjalan, aku segera menanyakan, “Besok-besok main sama Miss Rahma lagi, ya?” Ia hanya diam, namun aku tahu bahwa ia mendengarkan ucapanku dan sedikit tersenyum. Aku bertanya kembali, “Mau, nggak?” Dan ia menjawab dengan cepat, “Mauu ....” lalu melesat masuk ke ruangan.
Hatiku luluh.
***
Aku masih teringat wajah sumringahnya setelah guru memujinya karena bisa mengerjakan soal hitungan di depan kelas: sebuah senyuman yang sangat lebar dan mata berbinar yang jarang sekali kulihat selama ia ada di sekolah: sebagai tempat yang semestinya menjadi sarana baginya untuk belajar mencintai proses belajar. Ia lebih sering tampak tegang dan diam, dengan ekspresi wajah yang cenderung datar selama pembelajaran. Entah hal apa yang telah ia alami selama ini, hingga sosok ceria, senang bercerita, dan percaya diri yang kutemui di hari itu sama sekali tidak aku temukan di sana.
Aku senang mendengarkan ceritanya: tentang berbagai jenis hewan (dinosaurus, ular, burung, dan berbagai hewan lain), monster, game, film, teman-temannya, dan berbagai hal yang terpikir olehnya untuk diceritakan. Dan aku berterima kasih padanya karena bersedia untuk menceritakan berbagai hal itu, termasuk bahasan-bahasan yang mungkin akan ia tahan untuk ceritakan kepada orang lain karena khawatir orang lain tidak akan senang dengan apa yang ia ceritakan. Bagaimanapun juga, aku tidak bisa benar-benar memahami dunianya, namun keberadaannya di hari itu, dengan tatapan tulus dan murninya, membuatku ingin juga memberikan usaha terbaikku untuk memahami dan membantunya.
Dengan adanya momen tersebut, aku yang dalam beberapa hari ini masih berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di balik kegiatan yang sedang kulakukan, perlahan mulai bisa melihat dan menerima adanya alasan indah yang perlu kuperjuangkan melalui proses ini. Dan aku yakin, pertemuanku dengannya juga bukanlah suatu hal yang sia-sia, karena Allah SWT yang telah menetapkan bagiku untuk bertemu dengannya.
Semoga Allah SWT selalu melindungi dan membimbingnya dalam menghadapi berbagai kesulitan di hidupnya.
コメント