top of page

Jam tangan

  • Writer: rahmafachrunisa
    rahmafachrunisa
  • Jun 26, 2022
  • 3 min read

Selalu ada cara-Nya untuk membuatku bertahan dalam peran ini, meskipun tantangannya begitu terasa jelas. Selalu ada makna yang bisa kutemukan dalam perjalanan ini, meskipun terkadang pikiran menjadi terlalu keruh dalam memandang masalah di dalamnya. Selalu ada kebutuhan yang menghantarkanku untuk melalui proses ini, meskipun terkadang ... aku tidak menyadarinya.


Pun di saat aku tidak berada di kondisi terbaikku, Allah SWT selalu menunjukkanku bahwa, “Tidak apa-apa. Kau bisa bertahan.” melalui pertemuan dengan klien.


Tak dapat kupungkiri, bahwa terkadang aku merasa tidak siap untuk berhadapan dengan klienku. Bahkan hingga detik-detik menjelang pertemuan dengan klien, beberapa kali kepalaku terasa kosong. Aku bahkan tidak tahu akan mengatakan apa ketika bertemu dengan klien nantinya, namun aku juga tidak bisa memaksakan kepalaku untuk berpikir. Meskipun demikian, bukan berarti aku sama sekali tidak mempersiapkan apapun ketika akan bertemu dengan klien, karena aku tetap mempersiapkannya. Hanya saja, pikiran seperti, “Aku di mana? Aku lagi ngapain?” tetap saja seringkali muncul di detik-detik tersebut.


Saking penatnya kepalaku.


Saking lelahnya aku.


Hehehe.


Maka aku selalu mengingatkan diriku saat menjelang pertemuan dengan klien, bahwa keberadaanku di sana adalah juga untuk belajar dari klien. Aku tidak tahu cerita apa yang akan mereka bawa di hari tersebut, namun aku yakin bahwa terdapat pembelajaran yang bisa kuambil dari kisah mereka. Barangkali aku memang tidak bersemangat sebelum bertemu dengan klien, namun aku juga meyakini bahwa semangat dari klien untuk bisa menghadiri sesi tersebut adalah sesuatu yang bisa kupelajari. Pun juga dengan adanya proses kemajuan dari klien yang seakan juga mengajakku untuk sama-sama berkembang dan lebih kuat dalam menghadapi situasi masing-masing: dia dengan situasinya, aku dengan situasiku.


Klien tidak perlu mengetahui bagaimana kondisiku, namun keberadaan mereka di hadapanku telah cukup untuk membantuku menemukan kembali makna dari keberadaanku di sana.


Yang mana setelah kupikirkan kembali, ada banyak hal yang kupelajari dari pertemuan-pertemuan tersebut. Allah SWT memiliki maksud yang sangat indah dari kesempatan-kesempatan tersebut.


Tak jarang pula, aku juga merasa lebih ‘ringan’ setelah bertemu klien. Baik karena tatapan tulus mereka, senyuman mereka, kisah mereka, hingga kata-kata yang mereka sampaikan. Juga, rasa percaya mereka kepadaku untuk bisa mendampingi mereka selama proses tersebut, atas izin Allah SWT.


Bukankah ketika ada orang lain yang mempercayai kita di saat kita tidak mempercayai diri kita sendiri adalah sebuah kenikmatan?


Dan bukankah Allah SWT telah memberikan kita kesempatan untuk melalui semua ini -kesulitan dan kemudahan- yang berarti bahwa kita dipercaya untuk bisa melalui ini semua? Tentu ini adalah sebuah kenikmatan yang begitu berharga. Maasyaa Allah.


Aku belajar untuk lebih bersemangat dari klien.


Aku belajar untuk lebih optimis dan memiliki harapan dari klien.


Aku belajar untuk mencari makna dari klien.


Dan tentunya, Allah SWT mengizinkanku untuk banyak belajar dari klien.


***


Akhir-akhir ini, aku sedang sangat membutuhkan dan menginginkan jam tangan. Sebagai orang yang jarang memakai jam tangan, aku mulai merasa sangat membutuhkan jam tangan. Maka aku pun mulai mencari informasi mengenai jam tangan. Hingga kemudian aku berkesimpulan dalam bentuk sebuah pertanyaan, “Kenapa, ya, orang mau mengeluarkan banyak biaya untuk membeli jam tangan? Padahal, kan, fungsinya tidak jauh berbeda satu sama lain?” ketika melihat harga-harga yang tinggi untuk sebuah jam tangan.


Akhirnya, aku memutuskan untuk, “Ya sudah, tidak perlu beli yang mahal, yang biasa saja sudah cukup, yang penting ada.” setelah melihat-lihat berbagai pilihan jam tangan. Aku memilih dengan yakin, meskipun agak berat juga karena sudah capek-capek riset harga dan kualitas jam tangan, tapi tetap memilih yang biasa saja karena masih berfungsi dengan baik dan sepertinya tidak cepat rusak.


Hingga beberapa hari kemudian, ada suatu sesi pertemuan terakhir dengan seorang klien beserta orang tuanya. Di akhir pertemuan tersebut, kami saling berterima kasih dan mengapresiasi kebaikan dan dukungan satu sama lain, sehingga program dapat berjalan lancar dan klien juga menunjukkan kemajuan yang berarti. Maasyaa Allah. Kemudian saat klien akan pulang, klien tersebut memberikanku sebuah kotak hadiah sambil berterima kasih lagi. Sejujurnya, aku tidak menyangka bahwa klien dan orang tuanya akan memikirkan sejauh itu. Aku pun menerima dengan senang hati dan mengapresiasi kebaikannya.


Dan ketika aku membuka kotak hadiah tersebut, ternyata berisi sebuah jam tangan dengan kualitas yang sangat baik: sebuah jam tangan yang termasuk dalam kategori angan-angan bagiku selama ini, yang tidak pernah kupikirkan untuk membelinya. Aku tersentuh, karena sesuai dengan kebutuhanku pada waktu itu, bahkan lebih dari cukup.


Hatiku terketuk dengan ini semua, Aku kembali belajar dari ketulusan klien. Mengapa selalu ada kesempatan bagiku untuk belajar dari klien? Maasyaa Allah.


***


Seorang pengamen terus bernyanyi di tengah jalan selama lampu lalu lintas masih berwarna merah di sore hari. Lagunya cukup syahdu, dengan suara kebapakan, yang membuatku meneteskan air mata ketika memikirkan prosesku sejauh ini: tentang pertemuan dengan klien, tentang begitu banyak evaluasi yang kuberikan kepada diriku, maupun tentang hal-hal yang kucoba perbaiki dalam menjalankan peran yang tidak sederhana ini. “Allah .... Begitu besar kasih sayang-Mu kepada hamba-Mu ini.”

Recent Posts

See All
"Bu ..."

"Ada makna di balik peran. Apa maksud dari peranmu?" Tulisan dalam bagian #catatanpsikolog ini saya dedikasikan sebagai sarana bagi saya...

 
 
 
Terima kasih

Sosok kecil itu tiba-tiba mendekat dan memelukku sambil menggenggam play dough dan kelereng di tangannya. Ia hanya diam tanpa mengatakan...

 
 
 
Belajar

“Miss, Miss itu pekerjaannya apa, sih?” tanyanya, sambil meneguk segelas es teh segar yang disediakan oleh ibunya selepas kami belajar...

 
 
 

Comments


© 2018 by Rahma. Proudly created with Wix.com

bottom of page