Senja
- rahmafachrunisa
- Sep 6, 2018
- 1 min read
Kata orang, senja itu indah.
Benarkah?
Ada hal-hal indah yang seringkali manusia abaikan, lupakan, lalaikan, hingga tiada syukur atas keberadaannya. Salah satunya adalah tentang senja, yang mana manusia seringkali terlalu hanyut dalam aktivitasnya, atau sekadar berlindung di balik atap bangunan, hingga tak lagi menyadari pergantian antara siang dan malam. Padahal senja telah menunjukkan keelokannya, yang seringkali dianggap biasa saja karena merupakan siklus harian. Kemudian hari berganti hari, dan akhirnya ia tak lagi ingat kapan terakhir kali benar-benar menikmati senja.
Hal itu berlaku pula pada saya. Beberapa hari yang lalu, entah bagaimana akhirnya saya terbangun untuk menyadari keberadaan senja, saya dihadapkan pada situasi senja di tengah hiruk pikuk kehidupan kota ini. Semburat awan merah, terlalu cantik untuk tidak mampu menyadarkan saya tentang keistimewaannya. Saya tergugah, berdecak kagum, seakan merindukan keindahan di balik langit tersebut. Itukah pertama kali saya menyaksikan senja? Tentu tidak. Itukah pertama kali saya mensyukuri senja? Bisa jadi, iya.
Hal-hal sederhana ada bukan tanpa tujuan. Segala yang ada di goresan dataran ini-setidaknya inilah yang saya pahami-memiliki tujuan penciptaan masing-masing. Manusia hanya bisa berusaha mengerti, atau sama sekali menutup hati. Kesalahpahaman saja sering terjadi pada sesama manusia, maka bukan tidak mungkin bila manusia tidak mampu menarik arti yang sesuai dari hal yang lebih kompleks. Manusia kecil, dan berupaya untuk menemukan arti dari apa yang tersembunyi.
Comments